Setelah kita melihat sepintas lalu mengenai keuntungan konsep dengan pendekatan beroirentasi-objek, bagaimana menerjemahkannya ke dalam bahasa pemrograman? Bagaimana Java menyatakan paradigma yang ampuh? kenapa Java dirancang ketika telah ada beberapa bahasa pemrograman berorientasi-objek yang populer dan umum digunakan? untuk memahami dasar perancangan Java, kita harus memahami dari mana asalnya.
Pada tahun 1990, kelihatannya hal terakhir yang diharapkan seluruh dunia adalah adanya bahasa pemrograman yang baru. C++ (dibuat oleh Bjarne Stroustup), yang merupakan pengembangan revolusioner bahasa C yang luar biasa, telah berumur sepuluh tahun dan sedang dalam proses untuk menjadi standar ANSI. Borland dan Microsoft telah mengeluarkan compiler C++ yang berkinerja tinggi dan digunakan oleh ratusan ribu pemrograman. Kompatibilitas dengan bahasa C yang berumur hampir 20 tahun telah membantu masyarakat pengembang software untuk perlahan-lahan berpindah ke C++. Keuntungan yang tersedia dengan dimasukkannya metodologi pemrograman berorientasi-objek menjadi bahasa standar industri sangatlah menarik. Jadi, mengapa masih ada orang yang mencoba mengubah keadaan itu dan membuat bahasa baru? Untuk memahami ini, pertama kali Anda harus mengerti tujuan perancangan C++. Kemudian kita dapat membandingkannya dengan tujuan perancangan Java dan melihat mengapa kita tidak dapat lagi menggunakan C++.